Rabu, 17 November 2010

Time - PROLOG

Matanya terpejam rapat dan ia tampak kesakitan. Namun di saat bersamaan ia juga tampak tak peduli. Ia membuka mata dan menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

“Inilah saatnya,” katanya pada diri sendiri.

Ia berbalik dan menghadapi sebuah kolam mungil. Tapi itu bukan kolam biasa. Airnya
berkilai dan bercahaya kebiruan. Samar terlihat ada gambaran-gambaran di sana,
seakan kenangan semua orang ada di sana. Ia menjatuhkan sesuatu yang kecil, amat
mungil ke dalam kolam itu.

Ia memekik kesakitan. Lalu, dengan sisa-sisa kekuatannya, ia berbalik dan mengambil
sebuah jam pasir besar, kira-kira sebesar seekor kucing. Lalu ia mulai menyanyikan
lagu aneh sambil menari berputar-putar, antara jam pasir itu dan kolam itu. Lalu
kolam itu kehilangan cahaya, dan jam pasir itu mulai bersinar.

Bersamaan dengan cahaya yang berpindah itu, ia menjerit keras-keras, amat kesakitan…

Dan akhirnya, terjatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar