Sabtu, 02 April 2011

Sebuah Kehilangan

Kecelakaan itulah yang membekukan hatinya.

Ia menatap kekasihnya. Sejak kecelakaan itu hatinya terasa kosong. Sebab kekasihnya
koma selama tiga hari, dan saat terbangun kata-kata pertamanya baginya adalah,

“Kamu siapa?”

Ia tak bis alagi tersenyum. Tak bisa lagi tertawa. Dunianya telah hancur. Pergi ke
mana ingata orang terkasihnya?

“Kau tak mengingatku?” tanyanya pada orang itu.

Ia menggeleng.

Air mata memenuhi pelupuk matanya, mengaliri pipinya. Ia berbalik dan berlari
meninggalkan kekasihnya. Kenapa dia lupa padaku? pikirnya sedih.

Sejak itu, hatinya membeku.

Namun satu tekad segera terbentuk di hatinya. Mengingatkan kekasihnya akan semuanya
yang pernah mereka lalui. Dibawanya lelaki yang dikasihinya itu ke tempat-tempat
kenangan mereka. Dipaksanya lelaki itu untuk mengingat. Ia berteriak sampai suaranya
habis, mengisak dan meraungkan kisah masa lalu mereka. Tetapi lelaki itu tak pernah
mengingatnya.

Rasa sedih dan sakit hati membuatnya tak mampu berpikir jernih. Ia menangis dan
berlari ke jalanan.

Ia tak sadar bahwa sebuah mobil X-Trail tengah melaju di dekatnya.

Klakson meraung, jeritan berkumandang, teriakan memanggil namanya, dna akhirnya…

BRAK!!!

Ia menatap wajah sang kekasih dengan mata berkaca-kaca.

“Kukira kau tak mengenalku,” katanya sedih. “Kukira kau tak mengingatku!”

“Aku baru saja mengingatmu,” kat sang kekasih, terbatuk. Gadis itu memekik histeris saat melihat darah keluar dari mulut lelaki itu.

“Aku selalu mencintaimu, Tania,” kata sang kekasih. “Kuharap kau tahu itu.”

Kemudian, kepalanya terjatuh. Nafas terakhirnya terhembus.

Tania mengisak dan menjerit keras, “Toni! Kenapa kau harus pergi? Kenapa kau harus
mengingatku kalau kau hanya akan pergi meninggalkanku? Kembalilah!”

Tapi nyawa yang sudah pergi tak mungkin kembali lagi. Menyadari hal ini, Tania
mengisak makin keras. Ia menjerit keras-keras.

“TONI!!!”

02.04.2011
eve