Minggu, 07 November 2010

Emotion Eater

PROLOG

BRAKKK!!!

Semua mata memandang ke langit-langit. Tanah, pasir dan batu kerikil berjatuhan dari
atas, walau hanya sedikit sehingga tak ada yang terluka. Namun tak sedikit anak yang
menangis karena ketakutan.

Pemuda itu berdiri di sana, memandang ke langit-langit. Ekspresinya serius, namun
matanya tampak hampa.

Ini perang terberat yang pernah kuhadapi, pikir pemuda itu serius. Kalau kami kalah,
segalanya berakhir. Kami harus menghadapi mereka, apapun akibatnya.

Ia menoleh saat ada yang memanggilnya. Ia memandang langit-langit sekali lagi, lalu
berbalik dan pergi.

Ketujuh Tetua sudah menunggunya. Ia memandang mereka dengan tatap hampa.

”Kau harus menemukan Putri dan Ksatria. Posisi kita ini sudah di ujung tanduk. Bila
kita memaksa untuk terus berperang, kita akan runtuh. Baik klan kita maupun klan
sekutu kita.”

”Aku tahu,” katanya letih.

”Karena itulah kau kami utus untuk mencarinya.”

Ia memandang mereka.

”Bersediakah kau mengemban tugas ini?”

Ia memandang hampa tembok di dekatnya, terdiam beberapa detik, lalu mengangguk. ”Ya.”

”Kalau begitu pergilah. Semoga kekuatan pelindung kita tetap bersamamu, Louise
Andrew Roberts. Kekuatan pelindung kita dan doa semua Emotion Eater.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar